Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Konser >>>>> Revisian

Gambar
Kayaknya gue tuh orang paling males di muka bumi. Pesawat jam 9 pagi, dan gue baru packing jam 6 pagi hahaha. Untungnya keburu sih, gue berhasil check in tepat waktu, semuanya lancar sampai di Jakarta, dan kita luntang-luntung di Central Park bawa-bawa koper soalnya belum bisa check in di apartemen lol. Ini konser kedua gue, dan rasanya jauh, jauh lebih menyenangkan dari yang pertama. Pertama, karena gue nggak sendirian. Konser sebelumnya nggak sendiri sih, cuman pas berangkat dari Bali tuh bener-bener sendiri, sementara kali ini dari Bali aja gue udah berempat, terus sharing apartemen ber-10. Gini kali ya rasanya trainee yang berbagi dorm bareng /halah/. Kedua, berburu freebies lebih menyenangkan. Mungkin karena gue udah ada pengalaman kali ya. Sehari sebelum keberangkatan, gue udah sortir tuh freebies siapa aja yang mau gue cari. Gue pilih 10 freebies , terus follow orangnya dan nyalain notif. Jadi pas hari H, gue tinggal nunggu mereka doang, ga capek-ca

[just write] Epilog of Q&A - Belaga "Hollywood"

Gambar
Oleh : Maman Suherman Acara malam ini mengingatkan, di segala era saya harus selalu berusaha percaya. Sejatinya jurnalis tahu dan semestinya sangat tahu, membedakan antara katanya dan nyatanya. Membedakan opini yang bebas dengan fakta yang sakral, menyajikan kabar setelah menjalankan disiplin verifikasi dengan semangat yang sangat skeptis terhadap segala data dan informasi yang disodorkan narasumber. Lalu kerap manusia melupakan, jika ia hidup dan hanya tenggelam oleh ilusi suatu pencapaian. Sehingga ada yang merasa cukup dan sangat cukup jika orang lain bisa berdecak kagum. Tetapi ada juga yang mengambil jalan ala superhero, berjuang di jalan sunyi. Bagi Gundala, tokoh ciptaan Hasmi, yang memilih menjadi kawan bagi si lemah, musuh bagi para pencoleng tanpa harus menepuk dada dan memamerkan wajahnya dengan jumawa. Ia berbuat baik saja, seraya menyembunyikan wajah aslinya. Begitulah meka rupa manusia. Karena setiap orang melihat dunia dengan kacamata pikiranny

[FILM] 27 Steps of May

Gambar
Sangat berbeda dari biasanya, kali ini gue mau review film. 27 Steps of May. Film ini dirilis di kota gue tanggal 27 April, dan tanpa pikir panjang langsung gue tonton karena review yang sangat amat super duper bagus dari WatchmenID yang gue follow di Twitter.  Ekspektasi gue tentu tinggi dong ya setelah disanjung-sanjung sebegitu hebat oleh Watchmen. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya ini curhat sih ya daripada review. Soalnya gue nggak akan banyak mengomentari filmnya, tapi apa yang gue rasakan pas nonton. Jadi 27 Steps of May ini ceritanya tentang May yang sewaktu SMA kena pelecehan seksual pas mau pulang ke rumahnya. Sejak saat itu, 8 tahun lamanya May nggak mau keluar kamar, bahkan pas ada kebakaran pun, hingga bapaknya harus maksa dia keluar, May tetep nggak mau.  Film ini menceritakan bagaimana May pulih perlahan-lahan dengan bantuan tak terduga melalui lubang kecil di dinding, yang membawanya bertemu dengan sosok Pesulap, orang yang mengembalikan warna d

Ambang Batas

Gambar
Pernah nggak sih lo ada di tahap udah lelah tapi nggak bisa nyerah? Pengen lepas tapi masih terikat, pengen kabur tapi nggak tenang karena ada beban. Emang salah gue sih karena mager ngerjain skripsi, tapi, gimana ya, rasanya gue udah nggak termotivasi lagi. Temen-temen udah pada mau wisuda, rasanya gue ditinggal. Dulu motivasinya biar bisa bareng. Sekarang, saat udah nggak bisa nyusul, lalu apa gunanya gue ngebut? Mending santai. Pemikiran ini bikin gue tambah mager aja setiap harinya. Dosen juga nggak ada yang ngejar atau ngasih deadline. Kalau kayak gini, rasanya beneran tinggal gue sendiri doang yang struggling dan nggak bisa maju. Meskipun sebenernya masih banyak temen-temen yang bisa gue ajak bareng... Alasan lain adalah karena gue takut. Trauma sama hasil ujian proposal kemarin. Emang semua salah gue sih itu. Harusnya gue belajar dari sana biar nggak kejadian lagi, lalu melangkah maju. Tapi terus aja kebayang situasi yang sama bakal terjadi saat gue sidang, dan itu