[Novel] Teka-Teki Terakhir

Semester 3 adalah masa transisi dimana setiap mata kuliah mulai menuntut tugas besar dan lo bahkan nggak punya cukup waktu buat tidur. Tapi tetep, kalau lihat novel jejeran itu bawaannya pengen bawa pulang, apalagi novel diskon.



Yep, menjelang akhir tahun, Gramedia lagi gencar-gencarnya cuci gudang. The Hunger Games pun gw dapat seharga 20k, begitu pula novel Indonesia yang gw beli only 10k—bahkan Tintin! Tintin yang gw agungkan—dapet 10k doang!


Antara seneng dan nggak enak sama pengarangnya :(


Yah, akhirnya gw pulang dengan 7 novel baru—termasuk The Hunger Games dan Tintin; Rahasia Kapal Unicorn. Meski udah pernah baca, tapi godaan untuk ngoleksi itu susah ditolak. Jugaan murah, bisik kata hati gw yang diamini otak gw.

Pertengahan Desember, liburan semester pun tiba dan akhirnya gw bisa baca novel tanpa bayang-bayang laknat tugas. Dan meskipun Teka Teki Terakhir adalah novel terakhir yang gw beli, dia malah jadi yang pertama yang gw baca.


Oke, pertama tilik dulu alasan pertama kenapa gw beli ini novel; judulnya menarik, jenis judul yang bikin gw noleh dua kali /apalah/. Kedua; sinopsisnya menarik. Tokohnya western tapi pengarangnya Indo, asli bikin penasaran. Teka-tekinya juga sederhana; tetangga yang misterius. Tidak ada pembuhan berencana, tidak ada pencarian harta karun, tidak pula teka-teki ala survival game penuh ketegangan. Hanya tetangga yang misterius. Sesimpel itu.

Ketiga, covernya bagus, hehe. Don’t judge a book by it’s cover tidak berlaku bagi gw, sayangnya. Semakin bagus cover, semakin serius sebuah karya digarap. Gambar cover-nya baguuus! Warnanya cantik dan font-nya negasin kalo novel ini bakalan friendly dan diceritain dari sudut anak-anak.

Yosh. Plastik dibuka, gw mulai membaca.

Pertama, yang bikin gw tertarik; nggak ada kata pengantar, atau salam-salam, atau apapun itu yang biasanya ditulis panjang di novel roman remaja. Yang ada hanya sebaris quotes dari G.H. Hardy tentang matematika. Oke, meskipun udah dijelasin di sinopsis kalau novel ini bakalan berhubungan erat dengan matematika, gw tetep takjub karena gw jarang baca quotes dari ilmuan. Biasanya cuma baca quotes dari anime, sih, hahaha. Penempatan quotes di awal ini bikin gw inget sama Twilight yang konsisten menempatkan kata-kata mutiara di setiap serinya. Ada juga novel yang menempelkan puisi di awal, tapi gw baru nemu itu di Supernova.

Teka-teki Terakhir ini memakai POV orang pertama yaitu si gadis cilik dalam sinopsis; Laura. Gw sampe nganga karena penulisannya udah kayak novel terjemahan! (instan mengecek nama penulis di sampul, yang—tentu saja—100% nama Indo). Tiga pages berlalu dan gw langsung meluncur ke halaman belakang, nyari profil penulis. Ternyata, mbak Annisa Ihsani ini emang pernah tinggal di luar negeri sekalian kuliah. Mungkin karena itu latar dan percakapannya jadi ‘luar negeri banget’ sampai-sampai gw nggak ngenalin ini sebagai novel Indo.

Jadi, latar ceritanya adalah kota Littlewood yang ditangkap bayangan gw kayak kota-semi-desa ala-ala Edensor-nya Andrea Hirata. Thanks to sungai-depan-rumah dan penjelasan kalau itu tahun 90-an.
Nah, si Laura ini pas kecil seneng banget ngintipin rumah tetangganya, Mr. & Mrs. Maxwell, bareng abangnya, Jack, karena penasaran sama gosip di kota mereka tentang jati diri(?) keluarga Maxwell. Gw suka banget gimana penulis menggambarkan kemisteriusan rumah Maxwell dalam kacamata anak SD. Jadi menarik banget, terutama saat Laura menggabung-gabungkan opini orang dengan fakta yang ia dapat.

Laura juga digambarkan sangat menggemari novel, terutama fiksi-misteri yang gw seneng banget karena judul-judul serta (beberapa) penggalan ceritanya dicantumin di novel ini kayak Nancy Drew, Pulau Harta, Mesin Waktu, Narnia, dan karya-karya Edgar Allan Poe. Ini menandakan kalau mbak Annisa sendiri sudah banyak membaca novel luar—dan mungkin karena itu gaya bahasanya jadi berbeda.

Masalah Laura bukan cuma tetangganya. Ada Jack yang semakin gede semakin nggak tertarik sama keluarga Maxwell lagi, ada Katie—sahabat Laura satu-satunya, trus Peter yang muncul sekali-kali tapi perannya nggak ada yang nyampah.

Gw suka gimana penulis menggambarkan sosok Jack yang nggak senakal kakak cowok di drama, tapi sisi "anak cowok"nya masih ada. Gw suka karakter Jack yang menggemari astrofisika sungguh-sungguh, berikut dengan selipan-selipan ilmu astrofisika di kehidupan sehari-hari. Gw juga suka orangtua Laura yang meski khawatir, tapi tetep menghargai opini-opini Laura sendiri. Juga persahabatannya dengan Katie yang nggak banyak drama, nggak banyak kata-kata, tapi kerasa tulus banget. Dan peran si Peter ini, sumpah gw nggak nyangka banget, ternyata punya twist-nya sendiri.

Dan yang paling gold dari keseluruhan plot adalah flashback-flashback kecil yang ternyata berguna di kemudian hari. Kayak surat yang nggak sengaja Laura lihat di kamarnya Jack, teori-teori astrofisika-nya Jack, obrolan-obrolan bareng Katie, ajarannya Mr. Maxwell. Semua ada hubungannya dan itu berarti plotnya bener-bener disusun matang-matang.

Gw nggak akan memaparkan terlalu banyak, karena novel ini patut dikoleksi jadi silahkan beli sendiri, hehe. Yang gue kagumi dari plotnya adalah; misteri utamanya. ‘Tetangga Misterius’ itu bukan tema yang jarang digunain, tapi jawaban dari ‘misterius’-nya ini nih yang nggak mainstream. Dan, menariknya lagi, jati diri keluarga Maxwell terkuak di tengah cerita! Ini bikin gw berbinar penasaran karena sisa halamannya masih banyak. Kira-kira kejutan apa lagi yang bakal muncul? Begitu isi kepala gw selama membaca sisa halaman sambil waku-waku suru.

Dan ternyata kejutan itu memang ada, twist yang mengubah whole plot sekaligus jadi ending yang cantik. Aaaaaahhh keren banget! Suka banget deh cerita ini diakhiri tanpa beban(?) sehingga gw yang baca pun ngerasa tenang banget. 

Mungkin ini bukan novel teka-teki seperti bayangan kalian yang misterinya kompleks dan penyelesaiannya seru, tapi ini adalah novel yang bikin lo terus baca per kata sampai akhir, yang bikin lo jatuh cinta instan sama semua karakternya, yang punya banyak meaning; tentang keluarga yang saling menyokong, tentang persahabatan yang konfliknya nggak harus melulu soal cowok atau konflik sinetron lain, tentang bagaimana menghargai orang lain, dan tentang gimana lo bisa melihat sekitar dalam sudut pandang yang berbeda.

Intinya gw suka banget novel iniiiii~~

Kayaknya gw bakal beli buku kedua mbak Annisa deh :D thanks udah buat novel ini mbak! :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kompilasi Komik] PERMEN

[Novel] The Dead Returns

[KumCer] Tales from the Dark